Sabtu, 22 September 2012

10 Fenomena Aneh yang Terjadi Dalam Pikiran Manusia

10. Deja vu
Deja vu adalah pengalaman
tertentu akan sesuatu yang
sedang berlangsung di mana
anda sudah mengalaminya atau
melihat situasi baru itu
sebelumnya – anda merasa seolah-olah peristiwa telah terjadi
atau sedang mengulanginya.
Pengalaman itu biasanya disertai
oleh perasaan yang kuat seperti
sudah mengenal dan suatu
perasaan berupa kengerian,
asing, atau aneh. Pengalaman
“yang sebelumnya” ini biasanya berhubungan dengan mimpi,
tetapi kadangkadang ada suatu
perasaan pasti bahwa itu sudah
terjadi di masa lalu.

9. Deja Vecu

Deja vecu (Dibaca deya vay-koo)
adalah apa yang dialami banyak
orang ketika mereka berpikir
sedang mengalami deja vu. Deja
vu adalah perasaan telah melihat
sesuatu sebelumnya, sedangkan deja vecu adalah pengalaman
setelah melihat suatu peristiwa
sebelumnya, tapi hanya di dalam
detil yang besar – seperti
mengenali bau-bauan dan bunyi-
bunyian.
Hal ini juga biasanya disertai oleh
suatu perasaan yang sangat kuat
akan pengetahuan sesuatu yang
akan datang kemudian.
Pengalaman yang pernah terjadi
– tidak hanya mengenal apa yang akan datang berikutnya –
tetapi juga mampu mengatakan
kepada orang di sekitar apa
yang akan datang itu, dan
biasanya itu adalah benar. Ini
sangat aneh dan sensasi yang tidak bisa dijelaskan.

8. Deja Visite
gagal
Deja Visite adalah pengalaman
yang hanya sedikit orang
mengalaminya di mana
melibatkan suatu pengetahuan
gaib akan suatu tempat yang
baru. Sebagai contoh, anda mungkin pernah mengetahui jalur
jalan di suatu kota yang baru
anda datangi atau
pemandangannya meskipun tidak
pernah ke sana sebelumnya, dan
anda yakin mustahil mempunyai pengetahuan tentang itu.
Kalau Deja Visite tentang
hubungan-hubungan geografis dan
ruang, selagi Deja Vecu adalah
tentang kejadian-kejadian
sementara waktu. Nathaniel
Hawthorne menulis tentang sebuah pengalaman seperti ini di
dalam bukunya “Our Old Home” di
mana dia mengunjungi sebuah
benteng yang sudah hancur dan
mempunyai pengetahuan lengkap
mengenai denah tata letaknya. Ia kemudiannya mampu melacak
pengalaman itu dalam sebuah
puisi karangan Alexander Pope
yang dibacanya beberapa tahun
kemudian. Puisi itu
menggambarkan keadaan benteng itu dengan akurat persis
seperti yang diketahuinya.

7. Deja Senti
gagal
Déjà Senti adalah fenomena
“pernah merasakan” sesuatu.
Kejadiannya contohnya seperti
ini : “Kamu merasa pernah
mengatakan sesuatu, dipikiran
kamu mengatakan, “Oh iya aku ngerti!” atau “Oh iya aku ingat!”
tapi 1 atau 2 menit kemudian
kamu akan sadar kalau kamu
sebenarnya tidak pernah
mengatakan apa-apa”.

6. Jamais Vu
gagal
Jamais vu (tidak pernah melihat)
digambarkan sebagai sebuah
situasi sudah pernah dikenql tapi
tidak bisa mengenali. Hal itu
sering dianggap sebagai
kebalikan dari deja vu dan menimbulkan perasaan ngeri dan
takut. Anda tidak mengenali
sebuah situasi meskipun anda
mengetahui secara rasional
bahwa anda telah berada di
dalam situasi itu sebelumnya. Secara umum dapat dijelaskan
ketika seseorang beberapa saat
tidak mengenali seseorang, kata,
atau tempat yang sebetulnya
sudah diketahuinya. Ini menjadikan
orang percaya bahwa jamais vu merupakan sejenis gejala dari
kelelahan otak.

5. Presque Vu
gagal
Presque vu sering diungkapkan
dengan kata-kata, “serasa sudah
di ujung lidah” – merupakan
perasaan yang kuat bahwa anda
akan mendapatkan petunjuk atau
ilham akan apa yang terlupa, tapi tidak pernah datang. Istilah
“presque vu” artinya “hampir
melihat”. Sensasi presque vu
dapat sangat mengacaukan
perasaan dan pikiran, dan
seringkali orang susah tidur dibuatnya.

4. L esprit de l Escalier
gagal
L’esprit de l’escalier adalah rasa
untuk berpikir suatu komentar
balasan yang cerdas ketika hal
itu sudah terlambat untuk
disampaikan. Ungkapan itu dapat
digunakan untuk menguraikan tentang komentar balasan yang
cepat terhadap penghinaan, atau
setiap komentar pintar dan
jenaka, walaupun kedatangannya
sudah terlambat dan tidak
berguna lagi.
Sebuah kata dari bahasa Jerman
treppenwitz digunakan untuk
maksud yang sama. Ungkapan
yang terdekat di dalam bahasa
Inggris untuk menguraikan situasi
ini adalah “being wise after the event atau menjadi bijaksana setelah kejadian.Peristiwa itu biasanya disertai
oleh perasaan penyesalan karena
tidak terpikirkan sebelumnya
untuk memberikan komentar
balasan yang cepat di saat
diperlukan. Tapi mungkin lebih bijaksana kalau kita berpikir
bahwa balasan itu mungkin bisa
merunyamkan hubungan. Tuhan
menyintai orang yang sabar dan
menahan diri.

3. Capgras Delusion
gagal
Capgras delusion adalah
fenomena di mana seseorang
percaya bahwa sahabat karib
atau keluarganya sudah berganti
identitas seperti seorang penipu.
Hal ini berhubungan dengan kepercayaan kuno bahwa bayi-
bayi telah dicuri dan digantikan
oleh peri penculik anak dalam
dongeng-dongeng di abad
pertengahan, seperti juga
khayalan modern mengenai makhluk asing atau alien yang
mengambil alih tubuh dari orang-
orang di bumi untuk dijadikan
sekutu mereka.
Khayalan ini ditemukan paling
umum pada pasien berpenyakit
jiwa, tetapi tidak menutup
kemungkinan itu juga sudah
mengacaukan pikiran anda.

2. Fregoli Delusion
Fregoli Delusion adalah fenomena
otak yang jarang terjadi, di
mana seseorang mempercayai
bahwa orang-orang yang
berbeda, sesungguhnya adalah
orang yang sama yang sedang menyamar. Hal itu sering
dihubungkan dengan paranoid dan
kepercayaan bahwa orang yang
menyamar itu sedang berusaha
untuk menganiaya dirinya. Kondisi
itu diberi nama seperti aktor Italia, Leopoldo Fregoli yang
terkenal dengan kemampuannya
untuk merubah diri secara cepat
selama penampilannya aktingnya.
gagal
Laporan pertama di 1927 dalam
sebuah studi kasus pada seorang
wanita berusia 27 tahun yang
percaya dia sedang dianiaya oleh
dua yang aktor yang sering
dilihatnya di sebuah teater. Dia percaya kalau orang-orang ini
“mengejarnya terus-menerus
dengan berubah wujud seperti
orang-orang yang dikenalnya .

1. Prosopagnosia
gagal
Prosopagnosia adalah fenomena di
mana seseorang tidak mampu
mengenali wajah-wajah orang
atau obyek yang seharusnya
sudah dikenal. Orang-orang yang
mengalami kekacauan ini biasanya mampu menggunakan perasaan
lainnya untuk mengenali orang-
orang, seperti bau parfum
seseorang, bentuk atau gaya
rambut, suara, atau bahkan gaya
berjalan mereka. Suatu kasus yang klasik dari kekacauan ini
dimuat dalam sebuah buku yang
terbit tahun 1998 dan pernah
ditampilkan dalam bentuk opera
Michael Nyman berjudul “The
man who mistook his wife for a hat atau orang yang keliru akan
istrinya karena topinya.”
Kita mempunyai beberapa
pengalaman akan perasaan, yang
datang kepada kita beberapa
saat, dari apa yang kita katakan,
dilakukan setelah dikatakan atau
dilakukan sebelumnya, di suatu waktu yang lampau – dari hal-hal
di sekeliling kita, berupe masa
lalu, dengan wajah-wajah sama,
benda-benda, dan keadaan – dari
pengetahuan kita yang sempurna
akan apa yang akan dikatakan nanti, seolah-olah kita tiba-tiba
mengingatnya! – Charles Dickens

Tidak ada komentar:

Posting Komentar